Minggu, 20 Juni 2010

Sisi Feminim dari Polwan

Menjadi feminim identik dengan kaum ibu. Begitu juga polisi wanita (Polwan) di jajaran Unit Register dan Identifikasi SIM Satuan Lalu Lintas Poltabes Bandar Lampung. Saat memeringati Hari Kartini, Rabu (21/4) lalu, Polwan yang biasa berseragam dinas dan lebih menonjol sisi maskulinnya tampil berkebaya di hadapan masyarakat.

“Adem juga melihatnya. Ternyata sisi feminim Polwan masih melekat,” kata Tinah (24), warga Telukbetung Barat, salah seorang calon pembuat SIM yang datang ke Unit SIM Satlantas Poltabes Bandar Lampung.

Belum lima menit Tinah didampingi salah seorang Polwan berkebaya layaknya R.A. Kartini. Dengan pita biru bertulis “Pemandu Pelayanan” terselempang di dada, Polwan itu memberi penjelasan kepada Tinah tentang tata cara mengisi formulir permohonan pembuatan SIM. “Kalau bisa jangan cuma Hari Kartini saja ,” kata Tinah.

Sama seperti pengakuan Tinah, Husin (30), warga Kedaton, mengaku merasa jauh lebih akrab dengan Polwan yang berkebaya.

Kanit Registrasi dan Identifikasi Sat Lantas Poltabes Bandar Lampung, Ajun Komisari Polisi Yuni Iswandari Yuyun, S.Ik, hari itu mengenakan kebaya lengkap. “Kami ingin menunjukkan pelayanan SIM juga punya sisi humanisme,” katanya.

Di jajaran Registrasi dan Identifikasi Sat Lantas Poltabes Bandar Lampung, ada empat Polwan, termasuk Ajun Komisari Polisi Yuni Iswandari Yuyun, S.Ik, dari sebanyak 15 petugas. Pada peringatan Hari Kartini, semua Polwan mengenakan kebaya lengkap dengan sanggul. “Harapan kami masyarakat bisa merasa lebih akrab dengan petugas,” kata Yuni.

Yuni sendiri mengaku agak canggung dengan penampilannya, karena sudah terbiasa dengan seragam lengkap dan bisa bergerak leluasa. Dengan berkebaya, gerakan menjadi sangat hati-hati dan kurang gesit. “Ini justru lebih menguntungkan, karena petugas bisa memberi penjelasan dengan lebih santai. Masyarakat pun terlihat sangat apresiatif,” kata dia.

Selain itu, Yuni mengaku mengenakan kebaya saat bertugas seolah mengingatkan diri sendiri bahwa ada sosok wanita dalam diri seorang Polwan. “Berkebaya saat bertugas ini menjadi pengalaman berharga,” katanya.

Membagi Waktu

Bercerita tentang sosok Polwan, Yuni mengaku seorang Polwan harus bisa membagi diri antara tugas dan keluarga. Di luar tugas kepolisian, Polwan adalah sosok wanita yang mesti memposisikan diri sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya.

Ada juga Polwan di unit saya yang menjadi istri seorang Kapolsek. Ia harus bisa memosisikan diri sebagai bawahan seorang Kapolsek sekaligus sebagai istri,” kata Yuni, istri dari M. Faizal Reza, seorang pegawai di Bank Syariah Mandiri Kota Metro.

Menurut Yuni, di jajaran Polda Lampung banyak Polwan yang berprestasi bukan saja di lingkungan kerja, tetapi juga berhasil menjadi seorang ibu sekaligus istri. Bahkan, ada beberapa Polwan yang menempati posisi sebagai Kapolsek yang harus menjadi pemimpin bagi bawahan yang sebagian besar laki-laki.

“Kalau dipikir secara umum, pasti ada kendala psikologis. Tapi, ternyata Polwan juga mampu menjadi pemimpin bagi polisi laki-laki,” kata dia.

Paduan Suara

Di luar tugas-tugas kepolisian, Polwan di lingkungan Polda Lampung juga aktif membentuk kelompok paduan suara. Selasa (20/4) lalu, AKP Yuni meminta dua staffnya di jajaran Registrasi dan Identifikasi Sat Lantas Poltabes Bandar Lampung untuk mendata Polwan-Polwan yang memiliki kegemaran bernyanyi.

Setelah mendata beberapa nama, Yuni kemudian menghubungi lewat telepon. Beberapa menit terlibat percakapan yang intinya mengajak masuk dalam kelompok paduan suara Polwan.

“Banyak Polwan yang punya bakal menyanyi. Belum lama ini kami membentuk kelompok paduan suara yang peserta para Polwan di jajaran Polda Lampung. Saat pelatikan Kapolda baru, kelompok kami tampil untuk pertama kali,” kata Yuni.

Yuni merupakan penggerak kelompok paduan suara itu. Anggota kelompok merupakan Polwan yang direkrut dari berbagai daerah. Pembentukan kelompok paduan suara ini bertujuan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki Polwan sekaligus mencari alternatif agar tidak jenuh dengan tugas sehari-hari.

Tempat yang Nyaman untuk Bayar Pajak

Hampir sejam Sumarni (54) dan suaminya, Marzuki (57), keliling di dalam lingkungan Supermarket Chandra Tanjungkarang, Kamis (22/4), untuk mencari kantor Samsat Corner. Penduduk Way Laga, Panjang, itu nyaris putus asa dan batal membayar pajak sepeda motornya. “Untung ada petugas satpam untuk bertanya,” kata Sumarni saat ditemui di depan Samsat Corner Chandra Tanjungkarang, menunggu jam istirahat petugas selesai.

Samsat Corner berada di lantai dasar Supermarket Chandra Tanjungkarang, tersembunyi di tempat parker sepeda motor. Sebuah ruang berukuran 4x6 meter, berkaca rayband, dan hanya ada tulisan Samsat Corner sebagai petunjuk bahwa tempat itu bukan out let pedagang. Tidak ada petunjuk lain di halaman Supermarket Chandra Tanjungkarang, sehingga mereka yang belum pernah ke sana akan kesulitan mencarinya.

Sumarni dan suaminya berpengalaman soal itu. Sumarni mengaku, sempat ke lantai dua Supermarket Chandra karena tidak ada petunjuk dimana lokasi Samsat Corner. “Saya baru dengar kalau di sini bisa bayar pajak motor. Mending di sini, lebih dekat dari rumah saya,” katanya.

Selama ini Sumarni membayar pajak sepeda motor ke Rajabasa dan ia harus menghabiskan satu hari penuh untuk mengurus pajak. “Saya dengar di sini bisa lebih cepat,” katanya.

Maryani, calon pembayar pajak dari Rajabasa, mengaku baru pertama membayar pajak di Samsat Corner. “Kebetulan saja saya sedang belanja, dan sejak dari rumah memang berniat mau bayar pajak. Rencana awal di Rajabasa, tapi saya coba dulu di sini,” katanya.

Ada empat petugas di Samsat Corner: tiga sipil dan satu polisi. Dua jajaran bangku tunggu di dalam ruang ber-AC. “Kami melayani pembayaran pajak seperti Kantor Samsat lainnya,” kata salah seorang petugas. “Tapi, tolong, saya tidak bisa memberi informasi.”

Samsat Corner merupakan program baru dari pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin membayar pajak kendaraan bermotor. Samsat Corner ini berfungsi sebagaimana Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (Samsat) Provinsi Lampung untuk lebih menggalakan partisipasi masyarakat dalammembayar pajak dengan cara menjemput bola.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Lampung, Heru Karwadji, di Bandarlampung, beberapa waktu lalu, mengatakan Samsat Corner bentuk baru dari pelayanan pembayaran pajak kendaraan yang dilakukan di pusat perbelanjaan dan mal, sementara "Samsat Delivery" adalah pengurusan pembayaran pajak kendaraan dengan mendatangi wajib pajak pada wilayah tertentu.

"Semuanya tanpa dipungut biaya tambahan, karena jumlah pajak yang akan dibayarkan,

langsung disetorkan sendiri oleh wajib pajak melalui ATM BRI. Samsat Corner melayani segala pembayaran pajak kendaraan roda dua, mini bus, sedan, bus, termasuk perpanjangan SIM, STNK, dan BPKB," kata dia.

Samsat Corner dibuka di Pusat Perbelanjaan Chandra Tanjung Karang, beroperasi setiap

hari pada saat jam buka mal, yaitu antara pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Sementara "Samsat delivery", adalah bentuk lain dari pelayanan pembayaran pajak, dengan sistem "delivery order", atau sistem antar pesan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. "Apabila ada wajib pajak kendaraan, yang sibuk padahal pajak kendaraannya sudah hampir jatuh tempo, dapat menghubungi call center samsat Lampung untuk minta diurusi pembayaran pajaknya," kata dia.

Pada pelayanan "Samsat Delivery", petugas yang dihubungi akan mendatangi wajib pajak dan menerima penyerahan BPKB, atau SIM yang ingin diperbaharui. Kemudian, SIM atau BPKB yang hendak diperbaharui dibawa ke kantor Samsat oleh petugas untuk diproses, dan diberikan kepada wajib pajak pada keesokan harinya.

"Untuk layanan ini, tidak ada biaya tambahan, dan jumlah yang dibayar wajib pajak sama

dengan jumlah yang tertulis di atas Surat Pajak kendaraan," kata dia.

Kehadiran Samsat Corner dan Samsat Delivery diharapkan dapat memotong birokrasi sehingga masyarakat yang ingin membayar pajak merasa dilayani. Dalam sistem yang baru ini, petugas tidak memegang uang tunai, semua pembayaran dilakukan via rekening dengan menggunakan ATM BRI.

Samsat merupakan kerjasama sama meliputi pelayanan untuk menerbitkan STNK dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke Kas Negara baik melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLJJ).

Polri memiliki fungsi penerbitan STNK, Dinas Pendapatan Provinsi Lampung menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), sedangkan PT Jasa Raharja mengelola Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

BRI Bantu Samsat Kalianda Mesin Antrean

Rabu pekan lalu, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pembantu Kalianda, Lampung Selatan, menyerahkan seperangkat mesin antrean elektrik, FIFO (firt in firt out) kepada Kantor Samsat Kalianda. Mesin penunjuk nomor urut itu diniatkan agar budaya antre pada masyarakat dalam mengharapkan pelayanan petugas.

Pimpinan Cabang Pembantu BRI Kalianda, Pungky Gunawan, menyerahkan langsun mesin FIFO itu dan diterima Kepala Unit Registrasi dan Identitas (Kanit Regident) Sat Lantas Polres Lampung Selatan, Iptu Erik Bangun Prakasa dan Kepala Samsat Kalianda, Supriyanto.

“Bantuan ini untuk menanggapi keluhan wajib pajak terkait dengan budaya antre yang kurang tertib di Kantor Samsat Kalianda,” kata Pungky Gunawan. “Selain itu, bantuan ini merupakan respons BRI terhadap Kantor Samsat sebagai tempat pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat.”

Keberadaan Samsat Kalianda di tengah masyarakat, kata dia, tidak ubahnya seperti BRI Kalianda, yaitu berfungsi sebagai pelayan. Untuk itu, guna mendapat respons positif dari masyarakat, Kantor Samsat Kalianda perlu melengkapi sarana umum secara bertahap.

"Dalam waktu dekat kami juga akan memberikan bantuan alat elektrik untuk mengambil nomor urut sehingga antrean akan lebih tertib lagi," kata dia.

Sementara Iptu Erik Bangun Prakasa mengatakan bantuan dari BRI ini diharapkan dapat meningkatkan budaya antre dalam melayani wajib pajak, terutama dalam rangka menyambut Bulan Pelayanan Prima first in first out (FIFO) berkaitan dengan HUT Bhayangkara.

"Sekarang tidak ada istilah kolusi lagi. Kalau wajib pajak masih saudara petugas Samsat, sekarang—dengan alat antre elektrik ini—mereka tidak bisa mendahului wajib pajak yang lebih dahulu masuk ke loket pelayanan," kata Erik.

Dia menambahkan, Kantor Samsat secara bertahap akan melakukan inovatif dalam meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak di ruang tunggu itu.

Saat ini, ujar dia, pihak samsat telah melangkapi sarana umum dengan berbagai fasilitas, seperti AC, TV, VCD, yang menayangkan tata tertib berlalu lintas serta alunan musik di ruang tunggu yang membuat wajib pajak terhibur saat mengantre. *

 

Tags

My Blog List

Site Info

Followers

Tabloid Lantas Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template